Laila Asri, CEO Pourvous International
Selama ini, jika mendengar kata
HALAL, maka yang terlintas di benak kita mayoritas orang Indonesia adalah makanan untuk umat muslim, tanpa alkohol dan tanpa babi. Benarkah hanya itu saja ? Ternyata makna
Halal jauh lebih dalam daripada itu. Yuk belajar lebih dalam...
Menurut Wikipedia,
Halal adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering digunakan untuk merujuk kepada makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut dalam Islam. Sedangkan dalam konteks yang lebih luas istilah halal merujuk kepada segala sesuatu yang diizinkan menurut hukum Islam (aktivitas, tingkah laku, cara berpakaian dll). Konsep
Halal ini mengacu pada konsep kebersihan secara menyeluruh bagi diri setiap muslim. Selain menjamin kebersihan makanan, Islam melarang penggunaan bahan-bahan yang merugikan spiritual atau kesejahteraan seseorang secara mental, seperti minuman beralkohol, obat-obatan, dll. Karena Islam selalu mendorong pengikutnya untuk memilih
halal, sehat dan makanan yang bersih, kesadaran ini selalu disebarkan di masyarakat Muslim. Kesadaran ini diperkuat dengan pengetahuan luas, memuji kebajikan makanan bersih dan halal mengkonsumsi, dan hubungannya dengan praktek sehari-hari.
Dalam perkembangannya, kebutuhan akan produk-produk
Halal semakin meningkat. Bukan hanya di negara-negara dengan mayoritas penduduknya muslim, tapi juga meluas ke berbagai belahan dunia. Bahkan, di negara-negara yang mayoritas penduduknya non-muslim pun kebutuhan akan produk
Halal juga meningkat. Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Ternyata, perkembangannya saat ini,
Halal tidak lagi hanya menjadi sebuah label, melainkan telah menjadi sebuah Jaminan akan kebaikan suatu produk. Maksudnya kebaikan disini adalah bahwa bila suatu produk telah berlabel
Halal, maka artinya produk tersebut dibuat dari bahan-bahan yang baik, proses produksi yang baik , menghasilkan produk akhir yang baik dan diproduksi oleh perusahaan yang bisa dipercaya atau ber-integritas. Jadi,
Halal sekarang telah menjadi jaminan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, baik oleh konsumen muslim maupun non-muslim.
Kami dari
Pourvous sendiri baru menyadari hal ini pada saat kami melakukan pameran ke Paris, Perancis pada bulan mei 2009 yang lalu. Saat itu, banyak dari pengunjung pameran yang tertarik dengan produk
Pourvous karena selain berbahan natural, juga berlabel halal. Padahal mayoritas pengunjung yang hadir bukanlah seorang muslim. Hal ini semakin meningkatkan kepercayaan diri kami, bahwa menghadirkan produk berkualitas, dalam artian
alami dan halal bukanlah sebuah keniscayaan. Ini adalah idealisme kami sejak awal, bahwa produk yang kami hasilkan haruslah produk yang baik. Baik dalam arti bahan-bahannya, baik secara proses produksi, baik secara hasil akhir, baik saat digunakan pada tubuh dan baik pula sebagai perusahaan yang ber-etika. Demikian pula saat kami mengikuti pameran di Berlin, Jerman pada bulan November 2010 yang lalu. Kami semakin yakin, bahwa produk kami bisa diterima pasar justru karena produk
Pourvous adalah
NATURAL dan
HALAL. Didukung pula bahwa seluruh produk
Pourvous adalah
Paraben Free,
Lanolin Free,
PABA Free,
Synthetic Color Free,
SLS/SLES Free serta
Methanol Fragrance Free.
Dari salah satu artikel di
Detik.com pun disebutkan pula bahwa
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ingin sekali menjadi rujukan halal untuk seluruh negara di dunia. Keinginan itu sudah disampaikan ke Sidang
World Halal Council bebarapa waktu yang lalu. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka adalah suatu hal yang wajar apabila Indonesia menjadi pusat halal dunia. Sementara itu Ketua MUI Amidhan mengatakan, keinginan kuat MUI itu karena Indonesia memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia. Menurut Amidhan, halal bukan lagi milik umat muslim saja tapi juga non muslim. "
Halal telah menjadi
way of life masyarakat tidak hanya umat Islam, tapi juga non Islam karena
health insurance," kata Amidhan.
Jadi, kenapa harus pilih produk yang tidak halal kalau saat ini sudah banyak beredar
produk-produk halal yang terjamin kebaikannya, buatan Indonesia pula ?
Halal as Way of Life...