Laila Asri (27) ibu dari Alyka (1,5) tak menyangkal bahwa bisnis yang ditekuninya, Pourvous, kini berawal dari ide bisnis yang sangat sederhana. Ia menyebutnya berawal dari sebuah keheranan, sebuah tanda tanya yang mengusik benaknya. Masak sih orang Indonesia tidak dapat menyediakan sendiri berbagai produk-produk kecantikan yang bermutu dan berkualitas tinggi, padahal semua bahan baku ada disini.
Banyak orang mengatakan ide bisnis adalah inti dari berbisnis. Maka tidak heran jika kita melihat para pebisnis sukse selalu mencari dan berupaya menemukan ide-ide bisnis setiap saat, setiap waktu.Laila Asri (27) ibu dari Alyka (1,5) tak menyangkal bahwa bisnis yang ditekuninya, Pourvous, ini berawal dari ide bisnis yang sangat sederhana. Ia menyebutnya berawal dari sebuah keheranan, sebuah tanda tanya yang mengusik benaknya. “Masak sih orang Indonesia tidak dapat menyediakan sendiri berbagai produk-produk kecantikan yang bermutu dan berkualitas tinggi, padahal semua bahan baku ada disini,” ujar mahasiswi Jurusan Manajemen di Universitas Airlangga, Surabaya ini.
Istri pengusaha muda Surabaya, Andi Sufariyanto ini, lantas mencoba bisnis dan bergulirlah berbagai produk kecantikan. Berikut penuturan Laila, seputar bisnis, serta gagasannya bagaimana seorang wanita berperan menjalani bisnis.
Dapat diceritakan bagaimana seorang pasangan muda mnencreat bisnis, dari mana memulainya, apakah dimulai dari ide suami atau bersama-sama mendiskusikan bisnis yanga akan dijalani.
Pada dasarnya, saya dan suami sejak awal memang sudah memiliki passion yang sama soal bisnis. Kami sama-sama tidak pernah bekerja pada orang lain dan sudah mulai belajar berbisnis sejak kuliah. Suami saya (Andi Sufariyanto : www.andisufariyanto.com) dulu di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan saya kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Airlangga. Ide bisnis bisa dari suami, atau dari saya. Kami punya semacam file yang kami sebut Bank Ide, yang berisi tentang ide-ide bisnis yang menurut kami menarik.
Mendapatkan idenya juga bisa bermacam-macam. Bisa dari saat travelling, bisa karena kami membaca majalah, buku, mengikuti seminar. Tapi yang paling sering dapat ide saat jalan-jalan, karena dari situ kita bisa melihat dan merasakan langsung apa kira-kira yang dibutuhkan oleh pasar atau kiria-kira apa yang bisa kita create untuk masuk ke pasar. Dan soal apakah ide tersebut dilanjutkan menjadi sebuah bisnis, kami terbiasa untuk berdiskusi, supaya ada 2 sisi yang menjadi pertimbangan. Kami berusaha mempelajari kalau ide terssebut dilakukan, maka persiapan apa yang harus dilakukan, bagaimana kira-kira tanggapan pasar dan bagaimana prediksi hasilnya. Sejauh man aide tersebut bisa berhasil juga ikut kami pikirkan.
Seperti saat kami akan memulai bisnis body care & aromatherapy - POURVOUS. Disitu kami mencoba menganalisis bagaimana prospek bisnis ini ke depannya, berapa dana yang dibutuhkan, apa yang harus dipersiapkan, bagaimana pemasarannya, dan sebagainya. Semuanya berjalan sambil terus melkukan perbaikkan di sana-sini.
Berkaitan dengan peluang bisnis, apakah hal tersebut mesti harus berawal dari hobby, passion dll atau peluang yang lebih dahulu.
Dimulai dari hobby, passion atau lihat peluang tidak masalah, yang terpenting adalah Cepat Action. Sekarang ini bukan jamannya yang besar memakan yang kecil, tapi yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang terpenting bagi kami adalah apakah kami bisa enjoy dalam melakukan bisnis tersebut atau tidak. Karena dengan kita enjoy dan menikmati apa yang kita kerjakan, maka segalanya akan terasa lebih mudah. Dan membuat kita terus maju dan bersemangat walaupun ditengah jalan menemui hambatan/tantangan berbisnis.
Sinergi macam apa yang harus dipersiapkan antara suami dan istri dalam memulai bisnis. Berbisnis bersama suami-istri, menurut kami berdua, gampang-gampang susah. Gampang kalau tahu caranya. Yang terpenting adalah adanya kesamaan visi misi. Bisnis tersebut mau dibawa kemana dan ingin dijadikan sebesar apa dan bagaimana.
Itu adalah dasarnya. Kalau dasarnya sudah kuat, maka kedepannya akan lebih mudah. Mengenai perbedaan pendapat antara suami istri itu hal yang wajar. Namanya saja dua kepala yang berbeda. Berdebat asalkan punya argumentasi yang kuat juga tidak masalah. Setelah itu baru diputuskan mana langkah yang harus dipilih. Dan kalau keputusan sudah diambil, kedua belah pihak harus bisa menerimanya karena itu adalah keputusan bersama, yang baik atau tidak hasilnya adalah tanggung jawab bersama.Juga harus ada pembagian tugas yang jelas, masing-masing melakukan apa dan harus benar-benar bertanggung jawab atas pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar