Our Award Winning :

# Pemenang Penghargaan Wanita Wirausaha Majalah Femina & Kementrian Koperasi-UKM Republik Indonesia 2008
# Finalis Nasional Wirausaha Muda Mandiri oleh Bank Mandiri 2008
# Indonesia Ernst & Young Entrepreneurial Winning Woman 2010


Dear Lovely Friends...

Setiap orang pasti ingin tampil cantik dan segar setiap saat. Sekarang anda pun bisa! Dengan berbagai pilihan produk berbahan alami Paraben Free, Lanolin Free, Synthetic Color Free, Methanol Fragrance Free, PABA Free dan SLS/SLES Free, membuat produk kami bisa menjadi pilihan tepat bila anda menginginkan produk yang aman dan ramah lingkungan.

Kunjungi toko online kami di www.mypourvous.com untuk info lengkap tentang produk dan harga.

So, Be Beauty and Be Green !

Selasa, 23 Februari 2010

Bisnis Kecantikan Berawal dari Olahan Dapur Rumah

Liputan Tabloid KONTAN Edisi 15–21 Februari 2010
Ditulis oleh : Diade Riva Nugrahani


Mengintip kisah sukses Laila Asri mengembangkan produk kecantikan Pourvous

Keinginan untuk tetap tampil cantik dengan biaya terjangkau memberi inspirasi Laila Asri menggeluti bisnis perawatan tubuh. Ibu muda ini mengolah rempah-rempah lokal menjadi berbagai produk perawatan tubuh yang cukup diperhitungkan.

Setiap wanita selalu menginginkan tampil cantik dan indah. Tapi, harga buat memoles penampilan itu tidak murah. Apalagi produsen perawatan tubuh (bodycare) hampir selalu meluncurkan produk baru ke pasar tiap bulan. Harganya memang beragam, tergantung merk dan manfaatnya.

Laila Asri seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Surabaya, sadar dengan hal ini. Tapi, setelah melihat bahan kandungan bahan baku produk perawatan tubuh itu bisa ditemukan dengan mudah, ia lantas berpikir untuk membuat sendiri. Kini, ia memiliki banyak produk dengan merk Pourvous. Usaha yang belum genap dua setengah tahun itu sudah menghasilkan omzet ratusan juta rupiah sebulan.

Jalan panjang Laila menekuni bisnis sudah terlihat sejak lama. Saat remaja, ia suka mencoba berbagai merk bodycare. “Saya termasuk pengguna beberapa merk sekaligus, “jelas ibunda Alyka Putri Adila dan Maisha Putri Adila ini.

Biasanya, ia memilih produk perawatan lokal dan impor. “Hanya saja, lama kelamaan, saya merasa harganya mahal. Saya tertarik mengamati bahan-bahan apa saja yang digunakan,” jelas Laila.

Setelah meriset, Laila cukup terkejut. Pasalnya, hampir semua bahan-bahan utama yang diperlukan untuk membuat bodycare bisa ditemukan disekitar dapur rumahnya. Lantas, pada September 2007, dia mencoba membuat sendiri pelembut kulit (body lotion) dari bahan-bahan tradisional. Produk perdananya ini, Laila mengakui, benar-benar buatan tangan sendiri alias handmade. Ia menggunakan bahan-bahan sederhana dan terbatas. Misalnya, minyak zaitun, minyak esensial, susu cair dan garam. “Resepnya saya dapat dari internet,” jelas Laila.
Laila lantas mengujicoba hasil percobaan itu pada kulitnya sendiri. Meski belum sempurna, dia tak lantas berputus asa. “Saya terus mencoba sampai akhirnya mendapat bentuk dan aroma seperti yang saya inginkan,”ungkapnya. Laila Asri banyak bereksprimen membuat produk kecantikan di dapur dengan bermodal panci dan mixer.

Sejak itu perempuan kelahiran Surabaya, 20 Juli 1981 ini tergelitik terus bereksperimen. Padahal Laila sama sekali tidak memiliki latar belakang di bidang ini. Proses kerjanya selayaknya ilmuwan. Bedanya, ia lebih banyak bereksperimen di dapur dengan bermodal panci dan mixer. “Saat membuat body lotion pertama kali, saya mengibaratkannya seperti membuat kue. Sebab peralatan yang di gunakan hampir sama, “jelasnya sambil tertawa. Setelah puas dengan body lotion buatannya, Laila lantas memasarkan produk Pourvous.Dalam bahasa Prancis, artinya untuk anda.

Ia juga mengemas hasil karyanya dengan gaya etnik agar tampak lebih menarik. Laila menggunakan kemasan botol kaca yang sudah diseterilkan dan dihias. Selain di beri label warna-warni, produknya juga di permanis dengan kertas daur ulang warna cokelat berpita.
Awalnya, Laila menawarkan Pourvous ke sejumlah teman dekat dan kerabatnya. Dari sana ia mendapat banyak saran dan kritikan. “Saya sering dapat complain tentang sisi ketahanan produk yang terlalu pendek, kemasan botol yang mudah pecah, dan lain-lain. “paparnya. Banyak kritikan itu memacu semangat Laila untuk menciptakan produk yang lebih baik. Untuk modal produksi lebih banyak, Laila lantas meminjamkan duit Rp 2,5 juta ke bank. Saat itu, mulai menerima pesanan dalam jumlah besar. Kebetulan salah satu distributor garmen minta dibuatkan parsel berisi perawatan tubuh sebagai bingkisan Idul Fitri. Pesanannya mencapai 150 paket senilai 15 juta. Isi parsel itu body lotion, body scrub, massage oil, sabun handuk kecil, dan sisir terapi. Meski hanya dibantu seorang pekerja, Laila berhasil menyelesaikan pesanan sesuai tanggal waktu.

INGIN JADI MEREK GLOBAL

Setelah membuat parcel, Laila mendapat tawaran ikut pameran. “Pendapatan dari penjualan parsel saya putar untuk memproduksi produk pameran,”jelas Laila. Hasilnya, semua produknya ludes hanya dalam lima hari. Ia mengantongi uang hingga puluhan juta rupiah.
Kini setelah lewat dua tahun, sistem produksi dan pemasaran Pourvous sudah jauh berkembang. “Kami bekerja sama dengan beberapa supplier dari level UKM sampai manufaktur dalam proses produksi.,”ujar Laila. Selain bisa mendapatkan produk berkualitas, sistem outsourcing dapat menjaga cashflow usahanya tetap positif.

Kini volume produksi berbagai bodycare Pourvous telah mencapai 4000 botol sebulan. Laila masih ingin mengembangkan Pourvous. Dalam waktu dekat, ia akan membuat produk bodycare yang aman bagi anak-anak.” Selama ini produk untuk anak-anak masih sangat jarang dan harganya mahal.,”dalih Laila. Laila juga ingin menjadikan Pourvous sebagai merk global. “Kami mengikuti perkembangan global dan berupaya menyesuaikan produk kami dengan selera global,” jelasnya.

Sejak kecil, Laila Asri tergolong anak yang aktif dan tidak bisa diam. Ia sering mengikuti berbagai kegiatan, mulai baca puisi, teater, menulis, hingga karya ilmiah. Selain itu, ia juga punya hobi travelling. “ Berpergian ke suatu kota atau negara yang yang belum pernah saya datangi, membuat saya mendapat wawasan baru, “ jelas istri Andi Sufariyanto ini.
Tapi, saat ini, Laila menunda semua rencana travelling-nya. Sebab, dirinya tengah enam bulan mengandung anak ketiganya. Alhasil, ia lebih banyak mengisi kegiatan sehari-hari dengan membaca majalah bisnis dan wanita. “Dari situ, saya bisa mengetahui selera dari target pasar kami,” ujarnya.

Perempuan yang kini tengah sibuk menyelesaikan kuliahnya di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya ini juga tak pernah bisa lepas dari anak-anaknya. “Cita –cita saya memang ingin jadi momtrepreneur, jadi lebih dekat dengan anak-anak,”katanya sambil tertawa. Untuk itu, Laila kerap mengikutsertakan anaknya dalam bisnis yang ia geluti. Misalnya saja, beberapa waktu lalu, dia mengajak anak-anaknya survei ke lokasi pabrik di Jogjakarta.” Saya dan suami sepakat untuk melibatkan anak-anak sedini mungkin dalam kegiatan bisnis. Sehingga mereka jadi terbiasa dengan ritme kerja orang tuanya,” jelas Laila.
Share/Bookmark

Tidak ada komentar: